c3i

Situs C3I

Cara Mengumpulkan Data

Diringkas oleh: S. Setyawati

Untuk melakukan konseling, sangat penting bagi kita untuk mengumpulkan data dari konseli yang kita layani. Selain data diri, kita juga perlu mencari data lain terkait dengan masalah dan kepribadian konseli dengan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan antara lain menggunakan formulir pengumpulan data pribadi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik, dan mengamati data-data yang tersirat.

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Pengetahuan bagi Konselor Awam

By admin

Salam kasih,

Tugas dan tanggung jawab pembimbingan atau konseling seharusnya tidak dibebankan pada pendeta atau majelis gereja saja. Setiap orang Kristen diberi mandat untuk saling menolong dalam meringankan beban sesama. Selain dalam hal memberikan bantuan secara material, hal ini juga termasuk memberikan bantuan dan dukungan secara moral dan spiritual. Untuk menjadi konselor pun, seseorang tidak harus menyelesaikan studi sarjana psikologi di perguruan tinggi. Asal ia mau belajar dan mengembangkan diri, serta banyak berlatih dalam mendampingi dan membimbing orang yang membutuhkan dukungan, ia bisa menjadi konselor yang efektif. Pada bulan Juni ini, e-Konsel menyiapkan berbagai artikel dan bahan bacaan yang dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan diri terlibat dalam pelayanan konseling.

Kasus Marta

Marta baru saja mengatasi persoalan yang sangat sulit. Ia segera menawarkan dirinya untuk bekerja di tempat konseling (counseling center). Ia mengatakan bahwa ia bersedia mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Ia ingin mewakili organisasi di depan kelompok-kelompok wanita. Pembimbingnya berkata, "Marta, kami menghargai permintaanmu. Akan tetapi, engkau baru saja menghadapi persoalan yang serius. Engkau belum siap." Ia sangat kecewa. Ia gusar.

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Psikologi dan Konseling Kristen

By admin

Salam kasih dalam Tuhan,

Dalam dunia konseling, dasar kebenaran yang harus dipegang oleh konselor Kristen adalah Alkitab. Namun demikian, konselor Kristen juga perlu menggunakan teori-teori yang dikemukakan dalam psikologi, selama teori-teori tersebut sesuai dengan Alkitab. Dalam edisi ini, e-Konsel menyajikan artikel yang membahas tentang "psikologi dan kekristenan", dan beberapa pandangan Sahabat e-Konsel di Facebook tentang psikologi dan kebatinan. Selamat membaca!

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
setya(at)in-christ.net >
http://c3i.sabda.org/ >

Psikologi dan Kekristenan

Diringkas oleh: S. Setyawati

Ilmu Psikologi menganut keragaman subjek dan minat, serta menyediakan pengetahuan praktis bagi kehidupan sehari-hari. Namun, kita sering melihat munculnya ketegangan akibat informasi yang dimiliki Psikologi dan Alkitab. Padahal, keduanya menyediakan informasi tentang cara hidup sehari-hari dan bagaimana seharusnya manusia berpikir dan berperilaku.

Beberapa psikolog memaparkan tentang bagaimana mempelajari ilmu ini, bagaimana memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan di mana ilmu ini dapat ditempatkan. Sayangnya, banyak psikolog tidak mendasarkan ilmunya pada Alkitab. Karena itu, ada orang Kristen yang menerima dan yang menolak hasil riset psikologi dan penemuan-penemuan psikolog. Inilah yang menimbulkan konflik antara teologi dan psikologi. Akibatnya, masyarakat Kristen sering kali curiga, bahkan kejam terhadap psikologi dan ilmu-ilmu sosial. Terkadang, hal ini dibenarkan karena tuntutan-tuntutan dan penafsiran-penafsiran yang dilakukan para ilmuwan sosial terlalu berani. Namun, ada juga orang Kristen yang ekstrem, yang mengambil sudut pandang yang berseberangan dengan apa yang telah dipaparkan oleh ilmu pengetahuan, dan membangun benteng pertahanan hak asasi manusia bagi dirinya sendiri dengan sikap yang merendahkan martabat orang lain.

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Psikologi vs Kebatinan

By admin

Masyarakat awam mungkin ada yang menyangka bahwa psikologi ada hubungannya dengan ilmu kebatinan. Padahal, kebenarannya tidak seperti itu. Bagaimana pendapat Anda? Berikut pandangan para Sahabat Facebook e-Konsel.

e-Konsel: Menurut Anda, apakah psikologi itu bisa dianggap ilmu kebatinan?