Tips: Pelayan Konseling Kristen
- Read more about Tips: Pelayan Konseling Kristen
- Log in to post comments
Dengarkan audio artikel:
Situs C3I
Dengarkan audio artikel:
Oleh: Dr. Paul Gunadi
Sewaktu saya kuliah dulu, seorang dosen saya pernah menceritakan tentang salah satu kliennya yang mengalami "mental breakdown" (hilangnya kewarasan) di tengah-tengah proses penyembuhannya. Saya masih teringat komentar dosen itu yang disampaikannya dengan wajah serius, "Jangan berpikir bahwa kita kuat dan hal seperti ini tidak akan pernah terjadi pada kita." Sejak saat itu sampai sekarang saya sudah menyaksikan beberapa contoh kehidupan di mana kasus tersebut terulang kembali. Adakalanya hantaman yang kita terima begitu kuat sehingga kita tidak mampu menjaga keseimbangan hidup kita lagi. Kita pun akhirnya mengalami depresi atau bahkan kehilangan kewarasan - sesuatu yang tidak pernah terpikir akan menimpa kita.
-*- DARI REDAKSI -*-
Selamat datang di e-Konsel!
Sewaktu saya kuliah dulu, seorang dosen saya pernah menceritakan tentang salah satu kliennya yang mengalami "mental breakdown"
Sebenarnya tidak ada gereja yang dapat menjadi tubuh Kristus yang saling mempedulikan jikalau para pemimpinnya sendiri tidak dapat
Menghadapi sisi-sisi gelap dalam diri sendiri merupakan sumber dari segala pergumulan hidup manusia. Filsuf Rusia, Feodor Dostoevski, pernah mengatakan bahwa "Di tengah kedalaman lubuk hati manusia, ada sesuatu yang manusia sembunyikan dan tidak mampu singkapkan kecuali kepada sahabatnya. Itupun dilakukan secara sembunyi. Di samping itu manusia masih mempunyai berbagai rahasia lain, yang kepada sahabatnya pun ia tidak berani ceritakan, yaitu rahasia yang ia hanya dapat singkapkan kepada dirinya sendiri. Lebih mengherankan lagi, manusia masih dapat menyimpan rahasia-rahasia lain, yang ia tidak mampu singkapkan bahkan kepada dirinya sendiri."
Tanya:
Saya seorang guru SMU Kristen, mempunyai 2 orang anak laki-laki.
Arman anak I (14 th), SMP II sejak kecil seringkali membuat masalah.
Teguran sudah sering kami lakukan dari yang halus, sampai sering
dihajar. Herannya ia tidak pernah menangis, walaupun kadang-kadang
saya sendiri atau ibunya menyesal dan merasa sangat bersalah
terhadap apa yang kami lakukan. Namun kalau dinasehati dengan lembut
ia sering menitikkan air mata, tapi kami yang seringkali sudah tidak
sabar.
Kenakalannya semakin hari semakin parah, bukan hanya sering berkelahi, tidak mau belajar tapi juga termasuk mencuri uang, berbohong dan sering membolos akhir-akhir ini.
Kedua anak kami (dua-duanya wanita) sudah di SMU. Tanpa terasa hidup begitu cepat, dan mereka segera akan meninggalkan kami. Mereka sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk sekolah di Amerika. Suami saya sibuk dengan usahanya sehingga sulit untuk diajak bicara; saya sendiri akhir-akhir ini rasanya tegang sekali, dan kadang- kadang muncul pertanyaan-pertanyaan dan keraguan, apakah saya sudah memilih jalan yang tepat untuk mereka?
Hidup manusia sebagai makhluk sosial memang penuh keajaiban. manusia diciptakan dengan hati nurani yang peka dan kebutuhan akan