c3i

Situs C3I

Mengenai Persahabatan Sebuah Wawancara dengan Madeleine L'engle Isabel

Apa artinya persahabatan?

Persahabatan bisa merupakan sebuah cermin yang di dalamnya saya bisa melihat diri saya sendiri dan mengetahui, melalui pemusatan perhatian pada sahabat saya, apa yang perlu saya lakukan agar saya menjadi lebih manusiawi. Bagi saya persahabatanlah yang membuat dunia berputar. Saya menghargai kawan-kawan saya; saya tahu mereka akan menerima saya sebagaimana adanya dengan segala kesalahan dan kekurangan dan semangat saya--tetapi saya pun menerima mereka dengan kasih yang sama. Yang saya maksudkan bukan penerimaan yang sifatnya membolehkan segala sesuatu sehingga saya tidak akan pernah menunjukkan apa yang sebenarnya salah. Ada rasa tanggung jawab tertentu di dalam persahabatan seperti dalam hubungan-hubungan yang lain. Misalnya, ada tanggung jawab penyunting saya untuk menunjukkan apa yang perlu saya lakukan guna mengubah tulisan saya sehingga menghasilkan buku yang lebih baik. Di sinilah kawan bisa atau seharusnya berfungsi sebagai sebuah cermin.

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Surat

By admin

Dari: <ika@>
>Dear e-Konsel,
>Saya mau tanya, apakah e-Konsel pernah memuat topik tentang
>persahabatan, klo sudah pernah dimuat di edisi berapa dan

Editorial

By admin

Persahabatan merupakan suatu hubungan yang sangat unik. Adakalanya keberadaan seorang sahabat memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat

Menjadi Sahabat Buat Anak

Seorang sahabat tidak harus seseorang yang sebaya, bersekolah atau bekerja di tempat yang sama, dan kemana-mana harus selalu bersama. Orangtua bisa juga menjadi sahabat bagi anak-anak mereka bahkan ini sangat dianjurkan karena berpengaruh sekali pada perkembangan diri anak-anak tersebut. Apa dan bagaimana seluk beluk orangtua yang menjadi sahabat bagi anak-anak itu? Simak sajian TELAGA berikut ini bersama narasumber Pdt.

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Menghadapi Kepahitan

Tidak ada seorang pun di antara kita yang ingin menghadapi atau mengalami kepahitan dalam hidup ini. Namun kenyataan memberitahu kita bahwa kepahitan sering singgah dalam hidup kita sekalipun tanpa diundang atau dicari seperti yang dialami oleh umat Israel dalam perjalanan ke Tanah Perjanjian. Demikian tercatat dalam Kitab Keluaran 15:22-27: "Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka, firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu."

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I