Gaya Komunikasi
- Read more about Gaya Komunikasi
- Log in to post comments
Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat
Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat
PERTANYAAN:
Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta -- cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan. Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya. Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta. Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.
Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba hinggap di atas kepala kita.
PERTANYAAN:
Kematian adalah bagian integral dari kehidupan. Martin Heidegger dengan tepat mangatakan bahwa "When a baby was born, he or she is
"A adalah ketua majelis gereja yang dikenal sebagai orang yang sangat ramah, berwawasan luas, matang dalam sikap dan pandai sekali
Sewaktu saya kuliah dulu, seorang dosen saya pernah menceritakan tentang salah satu kliennya yang mengalami "mental breakdown"
Menghadapi sisi-sisi gelap dalam diri sendiri merupakan sumber dari segala pergumulan hidup manusia. Filsuf Rusia, Feodor Dostoevski, pernah mengatakan bahwa "Di tengah kedalaman lubuk hati manusia, ada sesuatu yang manusia sembunyikan dan tidak mampu singkapkan kecuali kepada sahabatnya. Itupun dilakukan secara sembunyi. Di samping itu manusia masih mempunyai berbagai rahasia lain, yang kepada sahabatnya pun ia tidak berani ceritakan, yaitu rahasia yang ia hanya dapat singkapkan kepada dirinya sendiri. Lebih mengherankan lagi, manusia masih dapat menyimpan rahasia-rahasia lain, yang ia tidak mampu singkapkan bahkan kepada dirinya sendiri."
Tanya:
Saya seorang guru SMU Kristen, mempunyai 2 orang anak laki-laki.
Arman anak I (14 th), SMP II sejak kecil seringkali membuat masalah.
Teguran sudah sering kami lakukan dari yang halus, sampai sering
dihajar. Herannya ia tidak pernah menangis, walaupun kadang-kadang
saya sendiri atau ibunya menyesal dan merasa sangat bersalah
terhadap apa yang kami lakukan. Namun kalau dinasehati dengan lembut
ia sering menitikkan air mata, tapi kami yang seringkali sudah tidak
sabar.
Kenakalannya semakin hari semakin parah, bukan hanya sering berkelahi, tidak mau belajar tapi juga termasuk mencuri uang, berbohong dan sering membolos akhir-akhir ini.
Kedua anak kami (dua-duanya wanita) sudah di SMU. Tanpa terasa hidup begitu cepat, dan mereka segera akan meninggalkan kami. Mereka sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk sekolah di Amerika. Suami saya sibuk dengan usahanya sehingga sulit untuk diajak bicara; saya sendiri akhir-akhir ini rasanya tegang sekali, dan kadang- kadang muncul pertanyaan-pertanyaan dan keraguan, apakah saya sudah memilih jalan yang tepat untuk mereka?