Jika Anak Telah Kecanduan Video Game
- Read more about Jika Anak Telah Kecanduan Video Game
- Log in to post comments
Ditulis oleh: Kristina Dwi Lestari
Artikel
Ditulis oleh: Kristina Dwi Lestari
Perhatikan apa yang dikatakan oleh Daniel Goleman: "Media seperti video game dan digital game justru bermuatan makna-makna agresivitas yang hanya menciptakan kecerdasan destruktif, bukan kecerdasan emosional." Perasaan empati justru lenyap di dalam dunia game yang cenderung mengutamakan kecepatan, rasionalitas, dan ketepatan.
Apakah hari ini Anda berani membebaskan diri dari bayang-bayang kesalahan yang Anda lakukan kemarin?
Apakah Anda berani mengampuni diri sendiri?
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus
telah mengampuni kamu." (
Untuk menyelesaikan konflik masa lalu, kita harus mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Setelah menghibur Cindy, yang mengalami trauma emosi karena perkosaan yang dialaminya, saya berkata, "Cindy, kau juga harus mengampuni orang yang telah memerkosamu." Tanggapan Cindy ternyata sama dengan tanggapan sebagian besar orang yang disakiti secara fisik, emosi, ataupun seksual oleh orang lain: "Untuk apa aku mengampuni dia? Anda tidak tahu betapa sakitnya hati saya atas perlakuannya!"
Salah seorang dosen saya di seminari mengatakan bahwa dosa, "hamartia", bukan saja telah merusak relasi manusia dan Tuhan, dosa juga merusak tatanan hidup manusia secara psikologis. Hamartia yang bermakna "tidak mencapai sasaran yang tepat", dapat juga diartikan "kelebihan atau kekurangan" -- tidak tepat sasaran. Inilah salah satu persinggungan antara psikologi dan teologi.