c3i

Situs C3I

Life Christian Counseling Network

By admin

Apa yang Anda lakukan saat Anda mengalami kepenatan? Apakah Anda akan diam saja, mencari bacaan yang berhubungan dengan masalah Anda, pergi menemui teman curhat/konselor, atau mengirim email kepada konselor? Jika Anda lebih suka berselancar di internet, situs Life Christian Counseling Network (LCCN) dapat menjadi pilihan Anda.

Situs ini didirikan dan dikelola oleh Christine Buckingham, sarjana psikologi lulusan dari Regent University. Christine telah bergabung dengan pelayanan sejak dia bertobat dan menerima Kristus pada tahun 1979. Dengan berbekal pengalamannya di bidang konseling, Christine mendirikan Life Christian Counseling Network (LCCN). LCCN memiliki 30 konselor yang melayani di daerah Maryland, DC, and Virginia. Menu dalam situs ini tidak terlalu banyak, namun fasilitas yang ditawarkan cukup membantu Anda yang membutuhkan konseling dan ingin meningkatkan kemampuan dalam bidang konseling. Selain Anda dapat membaca bahan-bahan konseling, Anda juga dapat berkonsultasi dengan para konselor yang kompeten melalui email dan telepon.

Merdeka dari Dosa

By admin

Salam kasih,

Bertepatan dengan bulan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, tema e-Konsel bulan Agustus akan membahas hal-hal seputar kemerdekaan. Dalam edisi perdana bulan ini, Anda dapat membaca artikel tentang merdeka di dalam Kristus. Sementara di kolom Ulasan Situs, kami memperkenalkan salah satu situs konseling manca yang layak Anda kunjungi. Untuk mengetahui lebih detail tentang isi edisi ini, silakan simak sajian kami. Kiranya sajian perdana kami bulan ini, mengobarkan semangat kemerdekaan Anda yang sejati di dalam Yesus Kristus. Selamat mengikuti.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
setya(at)in-christ.net >

Kategori Bahan C3I

Kemerdekaan Kristiani

Galatia 5:13-15

...Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Masih segar dalam ingatan saya, ketika negara Indonesia beralih dari era orde baru kepada era reformasi. Peralihan ini menyebabkan pintu kebebasan dibuka lebar. Namun satu hal yang sangat disayangkan adalah, bahwa kebebasan yang dipahami pada masa awal masa reformasi adalah kebebasan yang kebablasan. Artinya, orang dapat melakukan apapun semaunya tanpa ada batas, yang penting kebebasan itu sendiri. Kalau kebebasan dipahami seperti ini, maka kemudian akan muncul tirani. Inikah kebebasan?

Jenis Bahan C3I

Komunitas Konsel: Penyakit Sosial yang Meresahkan

By admin

Di negara kita, penyakit sosial kian hari kian bertambah parah. Berbagai faktor, seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan paling sering dijadikan alasan timbulnya penyakit sosial. Sebagian besar warga tentu merasa resah dengan keberadaan orang-orang yang menjadi penderita penyakit sosial. Berikut ini adalah kesan yang diberikan oleh beberapa Sahabat e-Konsel terkait dengan masalah penyakit sosial yang bisa disimak di dinding Facebook e-Konsel pada tanggal 24 Mei 2011.

e-Konsel: Di masyarakat ada beberapa macam penyakit sosial, antara lain: penggunaan minuman keras, penyalahgunaan narkoba, perkelahian pelajar, perilaku seks di luar nikah, berjudi, dan rupa-rupa kriminalitas. Yang mana yang paling meresahkan Anda?

Bimbingan Konseling bagi Anak yang Suka Tawuran

By admin

Ditulis oleh: Sri Setyawati

Psikolog A. Bandura mengatakan, "Masa remaja menjadi suatu masa pertentangan dan pemberontakan," karena pada masa ini para remaja terlalu menitikberatkan ungkapan-ungkapan bebas dan ringan dari ketidakpatuhan, seperti model potongan rambut dan pakaian yang nyentrik. Bacaan, film, dan media massa lainnya, sering menggambarkan para remaja sebagai kelompok yang tidak bertanggung jawab, memberontak, melawan, dan bertindak sensasional.

Para remaja adalah kelompok manusia yang masih mengalami perkembangan, baik secara emosi, psikis, dan kepribadian. Oleh karena itu, keadaan mereka bisa dikatakan masih sangat labil. Mereka masih mencari jati diri mereka yang sebenarnya, mudah tersinggung apabila keinginannya tidak terpenuhi, cenderung susah dinasihati karena merasa orang yang lebih tua daripada mereka belum tentu benar, dan lebih merasa nyaman bertukar pikiran atau bergaul dengan teman-teman sebayanya. Jadi, tidak heran jika anak remaja suka berkelompok atau membentuk "geng". Di dalam kelompok tersebut, mereka saling bergantung dan berinteraksi untuk kepentingan bersama. Meskipun belum tentu kelompok yang mereka miliki selama di SMP akan sama hingga mereka berkeluarga nanti, mereka akan tetap membentuk kelompok yang biasanya memiliki minat dan harapan yang sama. Jika 1 orang dalam kelompok suka mabuk, maka anggota yang lain pun ikut mabuk. Dalam hal kekompakan, mereka patut diacungi jempol. Bahkan, saking solidnya, jika seorang dari mereka memiliki masalah dengan orang yang bukan anggota kelompoknya, remaja biasanya akan melibatkan teman sekelompoknya, untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tawuran pun tidak terelakkan lagi.

Menangani Anak yang Terlibat dalam Perkelahian Antarpelajar

By admin

Salam kasih,

Akhir-akhir ini tingkah laku agresif remaja yang dinyatakan dalam bentuk perkelahian antarpelajar semakin sering terjadi. Jika dahulu perkelahian ini lebih sering terdengar di perkotaan, saat ini kasus tersebut sudah kerap terlihat pula di daerah. Penanggulangan masalah ini sudah menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi banyak pihak. Baik itu aparat berwajib, pemerintah, pendidik, dan yang pasti orang tua.

Mengapa perkelahian antarpelajar bisa terjadi dengan mudah? Apa saja faktor-faktor pemicu terjadinya masalah tersebut? Bagaimana menanggulanginya? Kami mengajak Pembaca e-Konsel terkasih untuk menyimak sajian dalam edisi ini. Sebuah artikel yang telah ditulis oleh redaksi, kiranya dapat menolong Anda saat melayani atau menghadapi anak remaja yang terlibat dalam perkelahian antarpelajar. Kami sajikan pula obrolan dalam Facebook e-Konsel dan referensi bahan sehubungan dengan penyakit sosial dalam masyarakat. Kiranya menjadi berkat.

Staf Redaksi e-Konsel,
Davida Welni Dana

Ulasan Buku: Mengatasi Kecanduan

By admin
Judul buku : Mengatasi Kecanduan
Judul asli : Overcoming Addictive Behavior
Penulis/Penyusun : Neil T. Anderson & Mike Quarles
Penerjemah : Sri Wandaningsih
Editor : Paula Allo
Penerbit : Immanuel, Jakarta 2005
Ukuran buku : 15,5 x 23 cm
Tebal : 168 halaman
ISBN : 979-3739-14-2
Buku Online : --
Download : --

Siapa pecandu itu? Pecandu adalah orang yang menyerahkan dirinya pada sesuatu karena kebiasaan (ketagihan). Jika kita merasa lemah/tidak bersemangat sebelum minum kopi/teh setiap pagi, main "games" setiap malam, atau merokok setelah makan; sebenarnya kita sudah tergolong pecandu. Para pecandu tampaknya tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan dosanya; dari siklus "berdosa-bertobat, berdosa-bertobat, berdosa-bertobat, dan berdosa lagi." Persoalannya, apakah benar seorang pecandu tidak bisa bebas dari candunya?

Merangkul Penderita Narkoba

By admin

Apa yang harus dilakukan orang tua setelah anak kembali dari pusat rehabilitasi narkoba? Ada dua hal yang menjadi fokus perhatian orang tua.

1. Pertobatan

  1. Salah satu tanda pertobatannya adalah kesediaannya untuk mengakui perbuatannya tanpa upaya untuk menutupi.

  2. Pertobatan ditunjukkan oleh kesiapannya untuk memikul tanggung jawab atas perbuatan dan konsekuensi perbuatannya. Makin kerap menyalahkan orang lain, makin meragukan pertobatannya.

  3. Pertobatan juga ditandai oleh kerelaan untuk bekerja sama, bukan sikap melawan.

  4. Pertobatan mencakup perubahan perilaku. Apakah ia masih berteman dengan teman yang sama? Apakah ia kembali mengurung diri di kamar? Apakah ia bersedia mengikuti program pascaperawatan? Apakah ia lebih dapat berdisiplin? Bagaimana dengan pemakaian uang dan waktunya?

Jenis Bahan C3I
Kategori Bahan C3I

Peran Keluarga Dalam Penanggulangan Narkoba

By admin

Narkoba [singkatan dari narkotik dan obat/bahan berbahaya, Red.] adalah "bahan-bahan" yang mengandung zat/unsur narkotik [obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk, atau merangsang, Red.], seperti opium [getah buah Papaver Sommiferum yang belum masak dan telah dikeringkan, Red.], ganja [tanaman setahun yang mudah tumbuh, merupakan tumbuhan berumah dua, pada daun mengandung zat narkotik aktif, terutama tetrahidrokanabinol, Red.], kokain [merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon Coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan "efek stimulan", Red.], dan senyawa-senyawa psikotropika [senyawa yang dapat memengaruhi aktivitas pikiran; zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Red.]. Misalnya, ekstasi [tablet yang mengandung zat adiktif, yang mampu memacu kekuatan daya tubuh hingga berjam-jam, dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yang luar biasa terhadap sesuatu, memunyai efek dapat menyerang susunan syaraf pusat (otak), Red], amfetamin [kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaan bugar, Red.], sabu-sabu [Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik, Red.], zat sedatif [zat alami atau zat sintetis yang dapat meredakan keaktifan dan kegembiraan; obat penenang,Red.], dan zat-zat lain yang menimbulkan adiksi [kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat, Red.] seperti nikotin [zat racun yang terdapat pada tembakau, Red.], kafein [senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan; merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara, Red.], alkohol [merupakan unsur ramuan yang memabukkan, Red], dll.. Pada umumnya zat-zat tersebut menyebabkan ketagihan. Kebutuhan tubuh terhadap zat tersebut makin lama makin meningkat, dari dosis kecil lalu menjadi semakin besar.

Penyalahgunaan Narkoba

By admin

Salam sejahtera,

Sebagai orang percaya, kita sebaiknya tidak langsung menghakimi dan memberikan tanggapan negatif kepada para pecandu narkoba. Ada baiknya kita mencari tahu, apa yang menyebabkan mereka mengonsumsi "barang terlarang" tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan mengetahui alasan mereka menggunakan narkoba, kita bisa menentukan strategi dalam membantu mereka terlepas dari belenggu narkoba. Jika saat ini Anda sedang melayani para pecandu narkoba, atau terbeban untuk terlibat melayani para pecandu narkoba, artikel yang telah kami persiapkan berikut, dapat membantu Anda dalam melayani mereka. Selain 2 artikel menarik yang telah kami persiapkan, kami juga memperkenalkan sebuah buku konseling yang terkait dengan masalah kecanduan -- entah makanan, televisi, dll., yang dapat Anda gunakan untuk memperlengkapi pelayanan Anda. Ingin tahu isinya? Simaklah sajian kami berikut ini.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
setya(at)in-christ.net >

Kategori Bahan C3I