Editorial
- Read more about Editorial
- Log in to post comments
Salam dalam kasih Kristus,
Situs C3I
Salam dalam kasih Kristus,
Kehidupan itu berselang-seling antara masa tenang, masa stres, dan masa krisis. Sebagian besar orang berpikir bahwa kehidupan merupakan
Kebanyakan dari kita mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menghadapi stres. Tentunya reaksi kita bergantung pada kebudayaan, latar
Dari: robby tarigan <rby_ministries@>
>Tolong kalau bisa keluarkan edisi yang mendatang dengan artikel
Banyak orang tidak menyadari bahwa aspek badaniah manusia tidak dapat dipisahkan dengan aspek psikologis dan rohaninya. Jika salah
Dengarkan audio artikel:
Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sebagai makhluk yang berfisik, memiliki kelemahan-kelemahan fisik adalah hal yang nyata bahkan ungkapan yang umum mengatakan bahwa manusia mulai mati sejak ia dilahirkan. Secara literal, sesudah orang-orang berusia 40-an maka ribuan sel otaknya mulai mati setiap harinya. Manusia harus terus berjuang untuk melawan berbagai penyakit fisik yang datang dalam hidupnya. Hal yang tidak tampak dari luar adalah kenyataan bahwa kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan.
Seandainya manusia memiliki mental yang sehat, seorang Kristen mampu menjaga kesehatan mentalnya dan menghindar dari masalah-masalah kejiwaan, misalnya saja dengan menjalankan beberapa prinsip-prinsip berikut ini:
Orang harus menerima fakta bahwa hidup itu tidak indah. Dalam hidup ini pasti ada kesulitan-kesulitan dan kekecewaan-kekecewaan yang mengharuskan orang untuk selalu mempersiapkan diri dan menyesuaikan diri. Sikap dan kemampuan menerima ini akan lebih mudah untuk dijalankan apabila ia percaya akan kasih karunia Allah yang Maha Pengasih.
Membesarkan anak bukanlah masalah sepele. Saya percaya bahwa para pembaca yang adalah orangtua (terutama ibu) akan membenarkan kalimat ini. Sebagaimana hubungan suami-istri akan mempengaruhi hubungan orangtua-anak, demikian pulalah hubungan orangtua-anak akan mempengaruhi hubungan suami-istri. Hubungan suami-istri yang sehat dan kuat cenderung menghasilkan anak-anak yang sehat dan kuat pula. Hubungan suami-istri yang lemah dan sakit-sakitan, cenderung membuahkan anak-anak yang lemah dan sakit-sakitan pula. Namun kebalikannya juga betul. Hubungan orangtua-anak yang lemah dan sakit-sakitan cenderung menghasilkan (atau merupakan tanda) hubungan suami-istri yang lemah dan sakit-sakitan. Dr.