Penanganan Data dan Hukum Konseling
- Read more about Penanganan Data dan Hukum Konseling
- Log in to post comments
Situs C3I
Berikut ini adalah enam ciri-ciri konselor Kristen yang efektif.
Yesus Kristus, sang Konselor Agung adalah Tuhan, Juru Selamat, dan Pembebas. Ia datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari rantai dan belenggu dosa (Yohanes 8:36). Inilah kemerdekaan sejati. Dosa yang merupakan akar segala persoalan telah diselesaikan oleh Konselor Agung.
Kesukaran-kesukaran dalam proses konseling tidak hanya berasal dari pihak konseli, tetapi juga dari pihak konselor, antara lain:
1. Kesalahan sikap konselor terhadap manusia atau kesengsaraan manusia umumnya.
Sikap seperti itu justru memengaruhi diri konselor ketika ia melakukan konseling. Kondisi di dalam jiwanya akan memengaruhi sikapnya.
Misalnya, seorang konselor tidak menyukai perempuan sejak kanak-kanak karena suatu penyebab. Akibatnya, jika datang seorang konseli perempuan, konselor itu akan gagal. Penyebabnya, karena ia memiliki gambaran yang sudah salah tentang perempuan. Atau, jika seorang konselor mengalami kesengsaraan sejak kanak-kanak, ia akan mudah berempati terhadap penderitaan konseli.
Orang sering bertanya: "Apakah unsur terpenting dalam suatu bimbingan?" Jawabnya: Pembimbing. Teknik dan latihan memang penting, tetapi yang lebih penting ialah kemampuan untuk menyesuaikan diri. Seseorang boleh saja memunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas, tetapi jika tidak memiliki kecakapan pribadi yang memadai, ia dianggap masih kurang kompeten. Marilah kita meninjau beberapa kecakapan penting yang harus dimiliki seorang pembimbing.
Pembimbing yang baik adalah seorang yang pribadinya dapat menyesuaikan diri dengan baik. Walaupun dia tidak bebas dari berbagai kelemahan pribadi, namun yang penting dia tidak memunyai konflik emosi yang berat. Pada saat seseorang bergumul dengan penyesuaian diri sendiri, ia belum dapat memenuhi kebutuhan dan harapan orang lain.
Paulus menyebut tiga golongan manusia dalam 1 Korintus 2:12-3:4, yaitu manusia duniawi (2:14), manusia rohani yang bertabiat duniawi (3:2), dan manusia yang dewasa di dalam Kristus (2:15). Seorang konselor harus dapat mengerti siapakah konseli yang ia hadapi. Si konseli mungkin termasuk salah satu klasifikasi berikut:
1. Orang duniawi:
Pengetahuan mengenai keadaan konseli yang sedalam-dalamnya merupakan syarat mutlak untuk melakukan suatu pembimbingan dan penyuluhan. Jika kita benar-benar ingin membimbing konseli dengan sebaik-baiknya, maka kita sangat memerlukan pengetahuan ini. Paling sedikit kita harus mengetahui sifat-sifat, kapasitas, dan kemampuan konseli. Selain itu, kita juga harus mengetahui pengaruh lingkungan konseli, misalnya rumah, sekolah, dan masyarakat lingkungan hidupnya.
Identitas konseli
Paulus menyebut tiga golongan manusia dalam 1 Korintus 2:12-3:4, yaitu manusia duniawi (2:14), manusia rohani yang bertabiat duniawi (3:2), dan manusia yang dewasa di dalam Kristus (2:15). Seorang konselor harus dapat mengerti siapakah konseli yang ia hadapi. Si konseli mungkin termasuk salah satu klasifikasi berikut: