Mengampuni Diri Sendiri

Ada pertanyaan bahwa mengampuni diri sendiri itu lebih susah dari pada mengampuni orang lain, tetapi ternyata itu tergantung dari orangnya. Ada orang yang mudah mengampuni orang lain, tetapi susah mengampuni dirinya sendiri. Ada juga orang yang bisa mengampuni diri sendiri tetapi susah mengampuni orang lain. Dan ada juga orang yang sulit mengampuni diri sendiri dan juga orang lain. Yang membedakan semuanya adalah cara pandang masing-masing orang.

Beberapa penyebab yang membuat seseorang merasa bersalah terhadap dirinya sendiri:

  1. Menganggap dirinya harus sempurna (perfeksionis), dirinya harus yang paling betul;
  2. Memunyai tuntutan yang besar pada diri sendiri, saya tidak boleh berbuat kesalahan, saya tidak boleh menyakiti orang lain. Jadi saat dia menyakiti orang lain, baik secara sengaja atau pun tidak, maka dia akan sulit untuk mengampuni diri sendiri.

Orang yang tidak bisa mengampuni diri sendiri ditandai dengan penuh kemarahan pada dirinya, selalu memunyai pandangan yang negatif dan merasa dia pantas untuk mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain; tidak menyenangi dirinya sehingga hidupnya awut-awutan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengampuni diri sendiri:

  1. Kalau Allah sudah mengampuni, maka dia harus belajar mengampuni diri sendiri;
  2. Merendahkan diri di hadapan Allah;
  3. Melihat bahwa apa yang telah terjadi itu sudah lewat, dia harus tahu apa yang dia perbuat itu sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi dan dia mau bertanggung jawab;
  4. Mengeluarkan segala macam kepedihan, rasa dukacita, dan rasa malu;
  5. Untuk orang yang perfeksionis, dia harus menyadari bahwa dirinya sendiri adalah manusia dan dia perlu merendahkan diri.

Dampak bila kita tidak mau mengampuni diri sendiri:

  1. menjadi sakit-sakitan,
  2. hidupnya tertekan,
  3. mukanya kusut,
  4. pemalas, dan
  5. menghukum keluarganya.

Jika ada sesuatu yang mengingatkan dia akan kesalahannya, maka dia harus minta maaf kepada orang yang dia lukai dan berbuat apa yang dia bisa untuk mengganti rugi dan juga minta ampun kepada Tuhan.

Firman Tuhan, "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". (Matius 22:39)

Jadi kita perlu mengasihi diri sendiri seperti kita juga mau mengampuni orang lain.

Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. 220B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
atau: < TELAGA(at)sabda.org > atau kunjungi situs TELAGA di:
==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?sulitnya_mengampuni_diri_sendiri.htm

Jenis Bahan C3I

<p>Artikel ini menjelaskan bahwa kesulitan mengampuni diri sendiri beragam tergantung pada cara pandang seseorang, dengan penyebab utama seperti perfeksionisme dan tuntutan tinggi terhadap diri sendiri. Langkah untuk mengampuni diri sendiri meliputi pengakuan kesalahan, pengendalian emosi, dan penghargaan terhadap kelemahan manusia.</p>

<ul>
<li>mengampuni diri sendiri</li>
<li>perfeksionis</li>
<li>mengampuni orang lain</li>
<li>kesalahan</li>
<li>dampak</li>
<li>Firman Tuhan</li>
<li>penghormatan</li>
<li>kelemahan manusia</li>
</ul>

<ul>
<li>Mengampuni diri sendiri bervariasi kesulitannya tergantung pada cara pandang individu, dengan beberapa orang lebih sulit mengampuni diri sendiri daripada orang lain.</li>
<li>Penyebab kesulitan mengampuni diri sendiri meliputi perfeksionisme, tuntutan tinggi terhadap diri, dan rasa bersalah akibat kesalahan yang menyakiti orang lain.</li>
<li>Langkah untuk mengampuni diri sendiri meliputi pengakuan kesalahan, pengendalian emosi, penghormatan terhadap kelemahan manusia, dan permintaan maaf serta penyesalan.</li>
<li>Dampak tidak mengampuni diri sendiri mencakup tekanan hidup, kesehatan mental yang menurun, dan pengaruh negatif terhadap keluarga.</li>