Sangatlah ironis bahwa dewasa ini Natal menjadi saat yang paling
  materialistis dalam sepanjang tahun, padahal kita sedang merayakan
  ulang tahun Dia yang berkata,
     
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi .... Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ...."
(Baca: Matius 6:19,33 )
Yang menyedihkan, banyak keluarga Kristen menghabiskan sebagian besar waktu dan energi untuk aspek-aspek Natal secara duniawi daripada aspek-aspek rohaninya, sambil mengatakan bahwa "masyarakat" telah merusak makna Natal yang sebenarnya. Tanpa mengurangi sukacita Natal sebagai saat berkumpul dengan keluarga dan rasa sukacita dalam menerima dan memberi hadiah, langkah yang sangat bijaksana dapat diambil untuk meningkatkan nilai spiritual Natal bagi anak-anak.
Untuk membuat Natal benar-benar bermakna secara spritual bagi anak- anak, sikap orang dewasalah yang menjadi kuncinya. Jika kelahiran dan kebangkitan Yesus tidak benar-benar bermakna bagi orangtua dan guru, usaha-usaha memaksa anak untuk menanggapinya dengan penuh hormat kepada Allah adalah sia-sia. Anak akan menerima hal-hal yang dianggap paling menarik minat orang dewasa. Perintah yang Allah berikan kepada keluarga Yahudi untuk merayakan pembebasan mereka dari Mesir memberikan model yang baik bagi perayaan keluarga Kristen. Kombinasi makanan yang enak, ungkapan sukacita, dan penjelasan yang singkat serta sederhana akan makna peristiwa itu merupakan cara yang paling baik untuk menolong anak-anak menikmati dan mulai memahami mengapa perayaan ini sungguh-sungguh penting.
 Palungan
  
  Palungan sudah lama sekali dipakai sebagai pusat perhatian selama
  masa Natal. Biarkan anak-anak berperan serta dalam membuat palungan.
  Beri mereka kesempatan untuk memegang tokoh-tokoh Natal saat kisah
  Natal diceritakan. Banyak anak yang sering bermain di palungan
  buatan yang menjadi dekorasi toko-toko atau gereja selama liburan
  Natal berlangsung untuk bermain-main dengan tokoh-tokoh di sekitar
  palungan, untuk menceritakan kembali kisah yang telah mereka dengar.
  Dekorasi
  
  Banyak dekorasi Natal mulanya berfungsi sebagai simbol-simbol
  kebenaran Alkitab. Merupakan hal yang sangat indah bagi anak untuk
  dikenalkan pada pohon Natal, hiasan-hiasan, dan lampu warna-warni
  sebagai hal-hal yang lebih dari sekedar latar belakang dari tumpukan
  hadiah yang beraneka warna. Sebuah buku tentang tradisi Natal dapat
  memperkaya setiap rumah atau kelas -- baik bagi orang dewasa maupun
  anak-anak.
  Buku-buku Bergambar
  
  Satu atau lebih buku-buku bergambar kisah Natal dapat dipakai selama
  liburan Natal. Saat-saat menjelang tidur selama minggu Natal bisa
  dipakai untuk menceritakan kisah-kisah tersebut.
 Televisi dan Video
  
  Televisi -- yang memborbardir rumah-rumah dengan Sinterklas, yang
  mengaburkan makna semangat Natal, dan iklan penjualan hadiah Natal
  yang tak habis-habisnya -- terkadang juga memberikan kesempatan
  untuk melihat penggambaran kisah Natal yang dramatis. Menonton
  dengan selektif (atau penyewaan kaset video), yang seharusnya
  menjadi pola setiap keluarga, dapat menjadikan televisi sebagai aset
  yang bermutu.
  Pesta Ulang Tahun-Nya
  
  Menekankan aspek perayaan ulang tahun pada hari Natal menggugah
  respon anak-anak. Mereka mungkin agak sulit menghargai pesta ulang
  tahun bagi Yesus tanpa kehadiran Yesus secara fisik sebagai pribadi
  yang berulang tahun. Namun mereka tentu akan senang membicarakan apa
  saja yang Maria dan Yusuf lakukan bagi Yesus pada hari Ulang Tahun-
  Nya yang kedua atau kelima. Bicarakan dengan anak-anak tentang hari
  ulang tahun mereka untuk membantu mereka menghubungkan pertumbuhan
  Yesus dengan pengalaman mereka sendiri.
  Menyanyikan Lagu-lagu Natal
  
  Pada saat keluarga dan kelompok-kelompok persekutuan di gereja
  menikmati saat lagu-lagu Natal dinyanyikan, mereka perlu
  mengikutsertakan lagu-lagu yang sudah mereka pelajari di gereja. Hal
  yang menyenangkan bagi keluarga untuk melewatkan malam Natal adalah
  dengan menciptakan lagu-lagu Natal baru. Pakailah nada-nada yang
  akrab di telinga anak dan menggantinya dengan kata-kata baru tentang
  kisah Natal.
  Hadiah
  
  Pengalaman keluarga atau kelas lainnya yang berarti adalah memberi
  hadiah kepada orang lain di luar kelompok itu. Beberapa minggu
  sebelum Natal, berundinglah dengan anak-anak untuk memutuskan siapa
  yang akan diberi hadiah sebagai kejutan dan apa yang akan diberikan.
  Seringkali hadiah itu dapat berupa sesuatu yang dibuat secara
  kelompok, misalnya membuat biskuit atau album foto. Jika tidak
  setiap orang bisa berperan dalam membuat hadiah itu, mendekorasi
  bungkus hadiah dapat menjadi proyek bersama. Membuat gambar cap
  (menekankan benda apa pun atau potongan buah atau sayur ke spon yang
  diberi tinta, kemudian mengecapkannya ke atas kertas untuk
  menciptakan sebuah bentuk) merupakan cara sederhana namun kreatif
  yang bisa diikuti oleh anak yang paling kecil sekalipun. Maka pada
  saat hadiah itu diberikan, mereka semua dapat merasakan bahwa mereka
  telah mengambil bagian dalam proyek tersebut.
Beberapa keluarga mengubah proyek-proyek mereka dari tahun ke tahun -- mereka merencanakan sesuatu yang khusus bagi tetangga, panti jompo terdekat, panti asuhan, atau mungkin bagi guru-guru SM. Dengan melibatkan anak-anak dalam merencanakan proyek itu, dan juga melakukannya, anak-anak akan memiliki pengalaman yang berharga dalam memberi tanpa mengharapkan untuk menerima sesuatu sebagai timbal baliknya.
- Log in to post comments