Salah satu masalah yang kerap dijumpai oleh tim konselor adalah "patah hati". Siapa pun dapat mengalaminya, baik yang muda maupun yang tua. Patah hati, yang adalah fokus dari C3I bulan ini, sering kali menjadi sumber kepahitan seseorang. Sebab itu, jika tidak ditangani dengan baik, akan sulit untuk menolong seseorang keluar dari permasalahannya tersebut. Bagaimana seorang konselor Kristen dapat menolong sesamanya yang sedang mengalami patah hati? Temukan jawabannya dari artikel-artikel mengenai "patah hati" yang telah kami siapkan secara khusus untuk Anda. Selamat menyimak. Tuhan Yesus memberkati.
Karena kita berurusan dengan jiwa yang hancur dari posisi khusus kristiani, menurut saya penting bagi kami untuk menunjukkan di awal bahwa kenyataan akan hati (atau jiwa) yang hancur tidak hanya diakui dalam Alkitab, tetapi juga banyak ditemui. Hal ini terdapat pada beberapa ayat yang paling terkenal dan sering dikutip dalam Alkitab. Beberapa ayat yang kurang dikenal menekankan kebutuhan Allah yang sangat serius dan nyata agar jiwa-jiwa yang hancur disembuhkan di antara umat-Nya.
Rasa sakit akibat perpisahan dan perceraian dapat menjadi sesuatu yang memberatkan bagi orang-orang yang ditinggalkan untuk menyatukan kembali puing-puing keluarga yang berantakan. Malangnya, anak-anak saya juga masih kecil ketika ayah mereka pergi dari rumah, dan mereka harus bergumul dengan perasaan tertolak dan tertinggal.
Kepedihan yang timbul karena patah hati bisa sangat melukai orang
yang mengalaminya sehingga terkadang bisa menimbulkan reaksi yang
berkepanjangan. Lalu, apa yang bisa dan seharusnya kita lakukan bila
kita atau orang yang kita kasihi ini patah hati? Ringkasan
tanya-jawab dengan Pdt. Paul Gunadi berikut ini, kiranya bisa
menjawab pertanyaan di atas. Selamat menyimak.