Fokus C3I Januari 2010 - Mengenal Kehendak Tuhan

<p align="justify">Sering kali ketika kita diharuskan memilih atau mengambil keputusan yang sulit, kita bertanya-tanya apakah pilihan atau keputusan yang akan kita ambil itu sesuai dengan kehendak Allah. Tidak hanya itu saja, terkadang kita juga tanpa sadar mengatakan bahwa sesuatu yang terjadi, entah itu hal yang menyenangkan atau tidak, terjadi atas kehendak Tuhan. Benarkah demikian? Sebenarnya Alkitab telah banyak sekali memberikan prinsip-prinsip bagaimana kita bisa mengetahui dan mengenal kehendak Tuhan. Selain itu, semakin kita mengenal Allah maka kita pun akan mengenal kehendak-Nya.</p>
<p align="justify">Rangkaian artikel yang terangkum Fokus C3I berikut ini kiranya dapat menjelaskan bagaimana kita bisa mengetahui dan mengenal kehendak Allah. Silakan simak, kiranya menjadi berkat. </p><!--break-->

Melakukan Kehendak Allah

Nats:
1 Yohanes 2:15-17;
Yohanes 4:34; 6:38;
Lukas 22:42;
Kisah Para Rasul 13:22,36

Pendahuluan

Kita akan membahas tema mengenai "kehendak Allah". Ini merupakan suatu tema yang besar dan begitu penting dalam hidup kita. John Calvin mengatakan, "Nothing is greater than the will of God except God Himself (Tidak ada yang lebih besar daripada kehendak Allah selain Allah sendiri)." Dalam perenungan yang singkat ini, kita akan berfokus kepada hal melakukan kehendak Allah sebagai filsafat hidup.

Jenis Bahan C3I

Mencari Kehendak Allah bagi Hidup Saudara

Edisi C3I: e-Konsel 151 - Mencari Kehendak Tuhan bagi Hidup Kita

Kita belajar dari kitab Kisah Para Rasul bahwa ketika anggota gereja mula-mula dahulu berusaha untuk mengetahui kehendak Allah, mereka mencari kesepakatan sebelum mereka bertindak. Seperti yang dituliskan para rasul dan tua-tua kepada orang-orang percaya bukan bangsa Yahudi, "Sebab itu dengan bulat hati kami memutuskan ..." (Kis. 15:25). Gereja yang mula-mula itu membuat keputusan bukan atas dasar suara terbanyak, tetapi bila setiap orang sepakat terhadap suatu perkara.

Jenis Bahan C3I

Mengetahui Kehendak Allah

Bacaan: 1 Tesalonika 5:16-22

Saya membuat lelucon dengan teman-teman dengan berkata bahwa saya membuat tiga keputusan sulit setiap hari: Apa yang akan saya makan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam? Padahal saya tinggal di Singapura, yang memungkinkan kami menikmati makanan Tionghoa, Melayu, dan India di antaranya. Ya, kami justru bingung karena dimanjakan oleh banyaknya pilihan.

Hidup ini juga meliputi banyak keputusan, yang jauh lebih serius daripada sekadar memilih makanan. Mungkin hal ini menjelaskan mengapa orang suka mempertanyakan kehendak Allah dalam hidupnya.

Menemukan kehendak Allah sebenarnya bukanlah proses yang rumit. Dia telah memberi kita banyak prinsip yang sederhana dan jelas bagi kehidupan kita. Misalnya, Dia berkata, "Inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh" (1 Petrus 2:15). Dalam 1 Tesalonika 4:3 kita membaca, "Inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." Dalam 1 Tesalonika 5:18 pun kita diajar, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Jenis Bahan C3I