Adakah tujuan dari semua ini? Apakah Allah memiliki tujuan dan bagaimana kita dapat menemukannya?
"Apa makna hidup ini?" hampir menjadi pertanyaan retoris saat ini. Pertanyaan ini sering ditanyakan dengan santai, seolah-olah orang yang bertanya itu tidak benar-benar berharap untuk mendapatkan jawaban, atau bahkan menyadari bahwa ada jawaban bagi pertanyaan itu.
Cara lain untuk mengajukan pertanyaan ini -- yang mungkin lebih mudah untuk kita jawab, adalah "Apakah kehidupan yang baik itu?" Tentu saja, pandangan umum yang berlaku di masyarakat kita saat ini tampaknya adalah bahwa tidak ada makna dalam hidup ini -- setidaknya tidak ada makna yang objektif -- dan oleh karena itu, setiap orang harus berusaha sebaik mungkin untuk mendefinisikan "kehidupan yang baik" bagi dirinya sendiri, untuk menciptakan makna bagi dirinya sendiri.
Banyak jawaban yang diberikan dari berbagai pandangan dunia, termasuk (tetapi tidak terbatas pada),
- Untuk menjadi baik.
- Untuk mengikuti kata hati Anda.
- Untuk mencintai dan dicintai.
- Mencari kesenangan sekarang.
- Perbaikan diri.
- Mengejar kepentingan pribadi.
- Membuat keputusan yang otentik.
- Menjadi diri sendiri (atau jujur pada diri sendiri).
- Membangun atau meneruskan warisan keluarga.
- Melakukan hal yang paling baik bagi banyak orang.
Meskipun semua jawaban yang tercermin dalam daftar di atas mungkin saja baik, ada satu pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tentang makna hidup, dan itu adalah: "Siapakah di antara kita yang berani untuk menyatakannya?"
Dalam Roma 9:19-24, manusia diibaratkan sebagai sebuah periuk, dan Allah sebagai tukang periuk. Inti dari ayat ini dirangkum dalam ayat 20: "Akan tetapi, siapakah kamu, hai manusia, untuk berbantah dengan Allah? Akankah yang dibentuk berkata kepada yang membentuk: 'Mengapa Engkau membentuk aku seperti ini?" (AYT) Allah adalah Pencipta ciptaan, dan dengan demikian Dia memiliki otoritas (author-ity) untuk menentukan makna hidup kita.
Jika Allah telah mendefinisikan makna hidup, maka, hanya definisi-Nya sajalah yang penting. Ternyata, Dia telah mendefinisikannya, dan definisi tersebut ditemukan dalam Alkitab.
Pertama, manusia memiliki makna yang sama dengan seluruh ciptaan, untuk memuliakan Sang Pencipta (Mazmur 19:1; 100:3). Lebih dari itu, manusia diciptakan secara khusus untuk membawa citra Allah di dunia, menjalankan kekuasaan dan kreativitas yang serupa dengan citra-Nya (Kejadian 1:28). Sebagai pembawa citra Allah, semua manusia bertanggung jawab untuk menyembah Allah dan menaati perintah-Nya dengan penuh hormat (Pengkhotbah 12:13). Faktanya, ketika manusia gagal melakukan hal ini, akan terjadi keadaan yang menyedihkan; pemikiran kita menjadi sia-sia dan kita terjerumus ke dalam relativisme moral dan kejahatan (Roma 1:18-24).
Namun, ada tingkat makna lain dalam kehidupan manusia, yang lebih dari sekadar menunjukkan kemuliaan Allah sebagai ciptaan-Nya dan bahkan lebih dari sekadar ketaatan. Makna ini hanya tersedia bagi para pengikut Yesus Kristus. Hal ini benar, bukan karena orang Kristen pada dasarnya "lebih baik" daripada orang lain. Sebaliknya, hal ini hanya mungkin bagi orang Kristen karena makna menjadi seorang Kristen itu sendiri.
Makna tertinggi dari kehidupan manusia ditemukan dalam persekutuan yang mendalam dengan Allah, ketika kita mengalami Allah sebagai Bapa, Anak Allah sebagai Tuhan dan Sahabat, dan Roh Allah sebagai Penasihat dan Penolong, yang hidup di dalam diri kita. Situasi ini, yang merupakan definisi dari kehidupan Kristen, hanya dapat dinikmati oleh umat pilihan Allah, yaitu mereka yang telah ditebus oleh kasih karunia melalui iman mereka (Efesus 1:3-14; 2:8-9). Keselamatan dan pendamaian dengan Allah hanya menjadi kenyataan dalam kehidupan umat Kristus, yaitu mereka yang telah diselamatkan-Nya (Matius 1:21), dan tidak ada cara lain yang dapat kita gunakan untuk mencapai berkat-berkat tersebut (Yohanes 14:6; Kisah Para Rasul 4:12).
Yang benar-benar mengagumkan, status yang dipulihkan dengan Allah bukanlah akhir dari "kehidupan yang baik" bagi orang Kristen, melainkan permulaan. Setiap pengikut Yesus adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17), diciptakan kembali menurut gambar Kristus (Efesus 4:24), yang dimaksudkan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan baik -- pekerjaan yang penting dan bernilai yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi kita sebelumnya (Efesus 2:10)!
Jadi, meskipun budaya pada umumnya mungkin tidak dapat menjawab pertanyaan, "Apakah arti hidup ini?" secara objektif, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan, "Apakah arti hidup ini?" (dan bagaimana mungkin mereka dapat menjawabnya, kecuali mereka mengakui otoritas Allah sendiri untuk menjawab pertanyaan itu!), Allah telah menjawabnya bagi kita dalam firman-Nya.
Kita dapat menyaring jawabannya seperti ini:
"Makna hidup adalah mengenal, memuliakan dan menikmati Allah, melalui Yesus Kristus, dan hidup bagi-Nya dengan kuasa Roh Kudus."
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | THE THINK INSTITUTE |
Alamat artikel | : | https://thethink.institute/articles/the-biblical-worldview-part-5-what-is-the-meaning-of-life |
Judul asli artikel | : | What Is the Meaning of Life? |
Penulis artikel | : | Joel Settecase |
- Log in to post comments