Seni mendengarkan tak kalah pentingnya dengan seni berbicara. Untuk menjadi pendengar yang aktif atau pendengar yang baik, ada baiknya kita mencoba kiat berikut ini
-  Persiapan diri.
  
     Bisa dilakukan dengan membaca bahan-bahan bacaan atau pikiran yang bisa menjadi penunjang. 
-  Gambaran secara menyeluruh.
  
     Tangkaplah kata-kata kunci dan konsep yang menggambarkan "hutan"- nya, bukan "pohon"-nya. Jangan lupakan butir-butirnya secara rinci yang akan memperjelas gambaran. 
- Jadilah pendengar yang aktif. - Pusatkan perhatian Anda pada apa yang menjadi pesan dari topik pembicaraannya, kemudian ajukan pertanyaan atau tanggapan yang perlu untuk memastikan apakah Anda sudah memahaminya. 
-  Konsentrasi.                 
  
     Jangan biarkan pikiran Anda melayang ke mana-mana. Konsentrasikan hanya pada pembicaraan yang sedang berlangsung. 
-  Tunjukkan kesungguhan. 
  
     Tunjukkan sikap kesediaan mendengar dengan rendah hati dengan menatap si pembicara, misalnya dengan cara mengangguk atau memberi tanggapan dengan suatu syarat tertentu. 
-  Jangan mengambil kesimpulan tergesa-gesa.  
  
     Dengarkan dulu seluruh pembicaraannya, ajukan pertanyaan baru mengambil kesimpulan. 
-  Atasi gangguan. 
  
     Atasi gangguan (misalnya orang keluar masuk ruangan) dengan memusatkan perhatian pada pembicaraannya. Jangan terjebak dengan memusatkan perhatian pada penampilan, gaya, atau pakaian si pembicara! 
-  Buat catatan.  
  
     Catatlah kata-kata kunci, ungkapan, dan ide yang belum jelas untuk ditanyakan di luar waktu penyampaian ceramah. Tapi jangan tulis semua kata-kata yang diucapkan si pembicara! 
-  Lawanlah kebosanan. 
  
     Lawan kebosanan dengan mencari sesuatu yang berharga, yang dibangun dari pesan-pesan si pembicara meskipun kelihatannya bodoh. Bisa juga dengan memperhatikan kata atau ungkapan yang menarik untuk dijadikan bahan evaluasi. 
- Rendah hati. - Tempatkan diri Anda pada kedudukan si pembicara, bersikaplah terbuka, sabar, dan jangan terbawa emosi. 
- Banyak mendengar sedikit bicara. - Fakta bahwa manusia memiliki satu lidah dan mulut namun dua telinga, kita disarankan oleh Yakobus, "cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" ( - Yak. 1:19 ). Salah satu kiat untuk mencegah dosa melalui lidah dan emosi, ialah Anda jangan bicara sebelum mendengar dengan aktif dan mengerti pesan yang disampaikan si pembicara.
- Log in to post comments