Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Anak/Parenting

Anak/Parenting

artikel tentang anak dan yang berkaitan dengan anak

artikel tentang anak dan yang berkaitan dengan anak

Tips: Hal-hal Apa Saja yang Membangun Rasa Diterima?

Rasa diterima sangat penting bagi sikap percaya diri dan keberhasilan, oleh karena itu orangtua dapat melakukan berbagai hal untuk menunjukkan kepada anaknya bahwa mereka diterima, yaitu:

    1. Akui bahwa setiap anak adalah unik.

    Orangtua harus melihat bahwa setiap anak adalah berbeda satu dengan yang lain, dengan demikian mereka tidak dapat diperlakukan sama. Hal yang terpenting ialah bahwa anak harus merasakan cinta yang dalam dan penerimaan dari orangtua.

    2.

    Sumber
    Halaman: 
    --
    Judul Artikel: 
    e-BinaAnak (Edisi 087)
    Penerbit: 
    --

Mulailah dengan Mendengar Pendapat Anak

Dalam masa tumbuh kembang anak, ada hal yang sangat ditunggu bagi orangtua yakni mendengar bayinya bersuara, tetapi ketika anak kemudian tumbuh dan berkembang serta sudah lancar berbicara, kadang orangtua mengabaikan apa pendapat anak atau apa yang diinginkan anak. Mendengar pendapat anak dan menyejajarkannya dengan pendapat orang dewasa, hingga kini belum banyak dilakukan orang dewasa dan tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) besar buat kita.

BATASAN USIA ANAK

Hingga saat ini masih terjadi perbedaan kategori batasan usia anak. Padahal, batasan usia anak akan sangat menentukan siapa yang berhak untuk diberi perlindungan.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 085)
Penerbit: 
--

Mereka Tidak Bisa Dikarbit

Tidak seorang pun meragukan pentingnya prestasi intelektual dalam diri seorang anak. Namun prestasi intelektual itu jangan sampai melemahkan keyakinan kita bahwa anak akan mencapai hasil yang sebaik-baiknya kalau mereka diberi kesempatan berkembang sesuai dengan langkah yang ditentukan alam bagi mereka. Soalnya, kalau perkembangan intelektual mereka diburu-buru dan didesak-desak, hasilnya justru akan kurang dibandingkan dengan jika mereka dibiarkan berkembang dengan wajar.

Berikut tiga kasus yang sering dijumpai para psikolog yang bisa dipetik sebagai pelajaran.

  1. Nani, siswa kelas I SD yang kepandaiannya sedang, dipaksa-paksa oleh orangtuanya untuk belajar komputer.
    Sumber
    Halaman: 
    --
    Judul Artikel: 
    e-BinaAnak (Edisi 085)
    Penerbit: 
    --

Hakikat Bermain bagi Anak

Bermain bagi seorang anak, menurut Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, tidak tergantung pada mahal-murahnya permainan atau alat permainan yang digunakan. "Karena bermain adalah kebutuhan. Dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi di dalam dirinya, moral, sosial, emosi, ekspresi, dan sebagainya," katanya.

Pendapat senada juga diungkapkan Dra. Yanti B. Suganda, sarjana psikologi UI yang mengasuh sebuah rubrik mengenai keluarga di sebuah radio swasta Jakarta. Menurut dia, bermain yang murni adalah membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada pelajaran tertentu di dalam permainan itu.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 085)
Penerbit: 
--

Mengenal Kebutuhan Anak

1. Kebutuhan untuk dipelihara dan dirawat

Bila anak-anak merasa bahwa ia bukanlah yang penting dalam keluarganya, dan orangtuanya lebih mengarahkan perhatian kepada pekerjaan mereka semata-mata, maka ia merasa kehadirannya tidak diharapkan. Seringkali kita jumpai orangtua hanya mementingkan diri sendiri, tidak memperhatikan kewajibannya sebagai ayah dan ibu. Dengan hati pedih, terpaksa harus diakui bahwa di sekitar kita masih ada ayah yang lebih mementingkan kesenangan pribadi, daripada memelihara anak-anaknya, lebih suka membawa uangnya ke meja judi daripada membeli beras untuk memelihara isteri dan anaknya.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 077)
Penerbit: 
--

Sebab dan Akibat Masalah Kekuarga

Anggota keluarga yang datang untuk konseling biasanya memerlukan bantuan karena krisis yang tidak dapat mereka tangani sendiri. Krisis tersebut dapat dilihat dari persamaan berikut ini:

abc=x

a = peristiwa atau situasi yang membuat stres

b = sumber-sumber kekuatan dalam keluarga

c = cara anggota keluarga memandang situasi yang terjadi

Secara bersama-sama, ketiga poin tersebut menentukan keseriusan krisis yang mereka alami, yaitu x.

Dari gambaran di atas, konseling keluarga akan mencakup:

  1. membantu anggota keluarga mengurangi stres/tekanan,

Bagaimana Menasihati Anak yang Begitu Nakal?

Tanya:
Saya seorang guru SMU Kristen, mempunyai 2 orang anak laki-laki. Arman anak I (14 th), SMP II sejak kecil seringkali membuat masalah. Teguran sudah sering kami lakukan dari yang halus, sampai sering dihajar. Herannya ia tidak pernah menangis, walaupun kadang-kadang saya sendiri atau ibunya menyesal dan merasa sangat bersalah terhadap apa yang kami lakukan. Namun kalau dinasehati dengan lembut ia sering menitikkan air mata, tapi kami yang seringkali sudah tidak sabar.

Kenakalannya semakin hari semakin parah, bukan hanya sering berkelahi, tidak mau belajar tapi juga termasuk mencuri uang, berbohong dan sering membolos akhir-akhir ini. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Parakaleo (Edisi Juli - Sept. 2001)
Penerbit: 
Departement Konseling STTRI

Bagaimana Membantu Anak Menghadapi Stres ?

KASET T 88 B
"Bagaimana Membantu Anak Menghadapi Stres"

oleh Bp. Heman Elia, M.Psi.
Sumber
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T088B (e-Konsel edisi 90)

Mengenal Autis

Edisi C3I: e-Konsel 091 - Awas Autis!

Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil.

Autis

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri. ... baca selengkapnya »

Sumber
Judul Artikel: 
Kumpulan Artikel Psikologi yang terdapat di Situs Angelfire

Gangguan Mental pada Anak

Hampir tidak mungkin untuk memastikan apa yang membuat seorang anak menjadi "normal" pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi secara umum, seorang anak yang berfungsi secara normal di dalam rumah, lingkungan dan sekolah sepertinya tidak mengalami gangguan psikologis. Masalah dengan guru atau perkelahian dengan temannya juga tidak bisa dijadikan acuan bahwa si anak sedang mengalami gangguan mental. Orang tua harus memperhatikan perilaku hariannya atau perilaku yang bertahan selama jangka waktu tertentu. Anak yang tidak bisa berteman atau tidak mau dijadikan teman oleh kawan-kawan sebayanya mungkin sedang mengalami masalah emosional atau psikologis. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Milis Ayah Bunda
Penerbit: 
--

Komentar


Syndicate content