Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Artikel

Artikel

Artikel

Artikel

Mengenal Tipe Gaya Belajar

Setiap anak mempunyai dan bekerja dengan model atau gaya belajarnya sendiri. Menurut David Kolb (Styles of Learning Inventory, 1981) ada empat jenis atau tipe gaya belajar.

[Red. Empat jenis/kuadran yang muncul dari dua sumbu/parameter di bawah ini:
Pengalaman KONGKRET (Perasaan) - Konseptualisasi ABSTRAK (Pikiran)
Eksperimentasi AKTIF (Berbuat) - Pengamatan REFLEKTIF (Observasi)]

a.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 089)
Penerbit: 
--

Membina Rasa Percaya Diri

Sudah seyogyanya jika dalam diri anak ditanamkan satu kepercayaan pada kemampuannya untuk membuat suatu keputusan sendiri dan untuk melakukan pilihan sendiri. Di samping itu anak haruslah diberi kesempatan untuk menempuh sesuatu resiko.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 087)
Penerbit: 
--

Keyakinan Diri

Kita harus dapat membangun murid-murid kita sehingga di dalam hidup mereka di dunia ini mereka mempunyai rasa percaya diri, yaitu keyakinan bisa melakukan sesuatu. Kemampuan harus disesuaikan dengan ambisi. Ketika kemampuan dan ambisi bisa diseimbangkan, anak didik kita akan sehat jiwanya. Jangan menuntut anak melampaui apa yang ia bisa kerjakan. Jika Saudara menuntut anak terlalu tinggi, akhirnya Saudara membunuh mereka secara tidak kelihatan.

Di Singapore ada seorang anak laki yang sangat tampan berusia 17 tahun. Saya mengenal dia secara pribadi. Tetapi tiga hari setelah lulus SMA, anak ini gantung diri. Mengapa? Karena ayahnya menuntut dia harus lulus ranking pertama. Ketika lulus ia mendapatkan ranking ketiga.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 087)
Penerbit: 
--

Mulailah dengan Mendengar Pendapat Anak

Dalam masa tumbuh kembang anak, ada hal yang sangat ditunggu bagi orangtua yakni mendengar bayinya bersuara, tetapi ketika anak kemudian tumbuh dan berkembang serta sudah lancar berbicara, kadang orangtua mengabaikan apa pendapat anak atau apa yang diinginkan anak. Mendengar pendapat anak dan menyejajarkannya dengan pendapat orang dewasa, hingga kini belum banyak dilakukan orang dewasa dan tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) besar buat kita.

BATASAN USIA ANAK

Hingga saat ini masih terjadi perbedaan kategori batasan usia anak. Padahal, batasan usia anak akan sangat menentukan siapa yang berhak untuk diberi perlindungan.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 085)
Penerbit: 
--

Mereka Tidak Bisa Dikarbit

Tidak seorang pun meragukan pentingnya prestasi intelektual dalam diri seorang anak. Namun prestasi intelektual itu jangan sampai melemahkan keyakinan kita bahwa anak akan mencapai hasil yang sebaik-baiknya kalau mereka diberi kesempatan berkembang sesuai dengan langkah yang ditentukan alam bagi mereka. Soalnya, kalau perkembangan intelektual mereka diburu-buru dan didesak-desak, hasilnya justru akan kurang dibandingkan dengan jika mereka dibiarkan berkembang dengan wajar.

Berikut tiga kasus yang sering dijumpai para psikolog yang bisa dipetik sebagai pelajaran.

  1. Nani, siswa kelas I SD yang kepandaiannya sedang, dipaksa-paksa oleh orangtuanya untuk belajar komputer.
    Sumber
    Halaman: 
    --
    Judul Artikel: 
    e-BinaAnak (Edisi 085)
    Penerbit: 
    --

Hakikat Bermain bagi Anak

Bermain bagi seorang anak, menurut Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, tidak tergantung pada mahal-murahnya permainan atau alat permainan yang digunakan. "Karena bermain adalah kebutuhan. Dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi di dalam dirinya, moral, sosial, emosi, ekspresi, dan sebagainya," katanya.

Pendapat senada juga diungkapkan Dra. Yanti B. Suganda, sarjana psikologi UI yang mengasuh sebuah rubrik mengenai keluarga di sebuah radio swasta Jakarta. Menurut dia, bermain yang murni adalah membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada pelajaran tertentu di dalam permainan itu.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 085)
Penerbit: 
--

Gaya Komunikasi

Edisi C3I: e-Konsel 019 - Komunikasi

Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Buletin Parakaleo Vol.II/No.4/Edisi Oktober-Desember 1995
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRI

Dia Bukan Suami yang Baik, Dia Bukan Ayah yang Baik

Saya sering merasakan bahwa hidup ini tidak fair. Dulu saya pacaran dengan laki-laki yang baik yang saya cintai tetapi berbeda

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Parakaleo (Edisi Juli -- Sept. 2002)
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRI

Apakah Depresi Itu

Edisi C3I: e-Konsel 018 - Depresi

Depresi mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Kata depresi sebagaimana yang dipakai dalam bahasa sehari-hari mengacu sedikitnya

Sumber
Halaman: 
48 - 49
Judul Artikel: 
Kepemimpinan, Vol. 17
Penerbit: 
Yayasan Andi, Yogyakarta

Krisis karena Suatu Hubungan Gelap

Edisi C3I: e-Konsel 017 - Ketidaksetiaan/Perselingkuhan

Hubungan gelap di luar nikah merupakan salah satu dari krisis yang paling menghancurkan dalam pernikahan, karena dengan hubungan itu, impian, harapan, dan kepercayaan salah satu pasangan yang dikhianati dihancurkan oleh pasangannya yang lain. Hubungan gelap tidak terjadi dengan tiba-tiba. Dalam sebagian besar kasus sudah ada hubungan yang lama, tetapi kebanyakan terdapat dalam pikiran dan angan-angan sehingga tidak mudah dilihat.

Untuk menolong seorang korban hubungan gelap yang datang kepada anda, sebagai konselor perlu bagi anda untuk mengetahui dinamika dan penyebab hubungan gelap yang terjadi dalam pernikahannya.

Sumber
Halaman: 
249 - 255
Judul Artikel: 
Konseling Krisis
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang

Komentar


Syndicate content