Orang yang sudah dilukai cenderung sulit untuk mengampuni. Hal itu disebabkan karena pandangan yang tidak menyeluruh tentang pengampunan. Mereka merasa bahwa mengampuni itu merugikan diri sendiri, tetapi sebetulnya pengampunan itu menguntungkan karena hati menjadi damai.
Faktor-faktor yang menyebabkan orang sulit untuk mengampuni:
- Telah dilukai hingga cacat.
- Masa kecilnya sulit untuk memaafkan orang lain, jadi terbawa hingga dewasa.
- Mulai dari kecil perkembangan kejiwaannya belum menyeluruh, belum berkembang dengan baik sehingga dia belum bisa memercayai orang dan ini membuat dia sulit untuk mengampuni orang lain.
Untuk bisa mengampuni orang lain, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui.
- Ia harus tahu bahwa apa yang mengganggu adalah suatu masalah dan harus diselesaikan.
- Dia bisa mengidentifikasikan semua perasaannya dan mengeluarkan semuanya.
- Membuat satu batasan agar tidak lagi diperlakukan seperti ini.
- Setelah itu mengampuni dengan kasih Tuhan Yesus.
Manfaat dari mengampuni orang lain, yaitu menjadi lebih sehat, jantungnya lebih sehat, tekanan darahnya lebih rendah, hidupnya lebih bahagia, hubungan suami istri lebih baik, hubungan dengan anak-anak lebih baik, hubungan dengan Tuhan lebih baik, bahkan penjual di toko-toko itu banyak untungnya karena dia menjadi orang yang lebih ramah. Dia menjadi bahagia karena bebannya hilang.
Pengampunan itu tidak sama dengan rekonsiliasi. Rekonsiliasi artinya berhubungan baik kembali dan menjalin hubungan baik. Rekonsiliasi terjadi dua arah, jadi antara kita dan orang lain harus ada unsur pengampunan, sedangkan mengampuni itu tidak harus dua arah.
Pada umumnya, kecenderungan kita berkata sudah mengampuni, tetapi saat bertemu dengan orang itu kita menjadi sakit hati lagi. Untuk menghadapi hal ini, kita perlu belajar kepada Tuhan Yesus, yaitu kita bisa mendoakan musuh kita, belajar berempati. Maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita, sehingga saat kita bertemu orang itu, kita tidak lagi membenci.
Firman Tuhan, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (
Bahkan di atas kayu salib, Tuhan Yesus masih mengatakan, "Bapa, ampuni mereka yang tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. 220A yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
=> http://www.telaga.org/ringkasan.php?sulitnya_mengampuni_orang_lain.htm
- Log in to post comments
<p>Orang yang dilukai sulit mengampuni karena merasa dirugikan, namun pengampunan justru membawa kedamaian. Artikel menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan mengampuni, tahapan untuk mempraktikkannya, serta manfaat dan perbedaan antara pengampunan dengan rekonsiliasi.</p>
<ul>
<li>Mengampuni</li>
<li>Orang Lain</li>
<li>Pengampunan</li>
<li>Rekonsiliasi</li>
<li>Hati</li>
<li>Kesehatan</li>
<li>Hubungan</li>
<li>Tuhan Yesus</li>
</ul>
<ul>
<li>Orang sulit mengampuni karena trauma masa kecil, kepercayaan yang rendah, dan pandangan salah bahwa pengampunan merugikan diri sendiri.</li>
<li>Tahapan mengampuni meliputi mengenali masalah, mengungkap perasaan, menetapkan batasan, dan mengampuni dengan kasih Tuhan Yesus.</li>
<li>Manfaat mengampuni mencakup kesehatan fisik dan mental, hubungan yang lebih harmonis, serta kebahagiaan karena beban hilang.</li>
<li>Pengampunan tidak sama dengan rekonsiliasi, karena pengampunan tidak selalu bersifat dua arah, sementara rekonsiliasi memerlukan keterlibatan dua pihak.</li>
<li>Firman Tuhan mengingatkan untuk mengampuni seperti cara Allah mengampuni, dengan contoh Yesus yang mengampuni penjara di kayu salib.</li>
</ul>