Editorial

Integritas Orang Percaya

By admin

Salam konseling,

Selamat Tahun Baru 2018! Apa saja resolusi tahun baru Anda? Apakah menjadi orang yang lebih berintegritas termasuk salah satu di antaranya? Jika ya, seluruh sajian dalam edisi perdana e-Konsel 2018 ini dapat menolong Anda untuk membangun sikap integritas di atas fondasi yang benar, yaitu firman Tuhan. Melalui firman Tuhan, kita dapat melihat

Natal: Allah Beserta Kita

By admin

Salam konseling,

Dalam dunia yang kian dipengaruhi oleh budaya konsumerisme dan hedonisme, Natal sering kali menjadi momen untuk memuaskan keinginan atau kegiatan akhir tahun untuk bersenang-senang semata. Ada banyak diskon serta agenda dari pusat-pusat perbelanjaan atau katalog belanja untuk mendukung hal tersebut. Dan, karena film-film serta acara-acara televisi juga menayangkan semangat Natal dengan nada sama, kita pun semakin larut dalam hiruk-pikuk perayaan Natal. Kebaktian dan acara perayaan Natal gereja juga kian menjadi semacam seremonial belaka, tanpa mengajak jemaat untuk berpikir lebih kritis mengenai apa arti kehadiran Kristus bagi dunia.

Menghadapi Remaja Pemberontak

By admin

Salam konseling,

Memiliki anak remaja, terutama yang cenderung memberontak, merupakan pergumulan tersendiri bagi setiap orangtua. Di satu sisi, anak remaja ini sedang dalam proses pencarian jati dirinya, tetapi di sisi lain, perilaku yang sulit dikendalikan dan kecenderungan untuk mengabaikan orangtua adalah sesuatu yang tidak ingin dihadapi oleh orangtua mana pun. Pada zaman ini, ketika perkembangan teknologi informasi kian deras dan nilai-nilai moral serta etika menjadi semakin bersifat relatif, tantangan yang dihadapi oleh orangtua pun kian berat untuk mendidik anak remaja. Lalu, apa yang harus kita lakukan jika kita berada dalam posisi sebagai orangtua dari remaja pemberontak?

Mengatasi Kelelahan Psikis

By admin

Salam konseling,

Kelelahan psikis, kewalahan, dan burnout. Siapa yang tidak akrab dengan kata-kata tersebut? Kita semua, pada satu titik dalam hidup ini, pernah mengalaminya meski mungkin dalam tingkatan yang berbeda. Kelelahan atau kewalahan secara psikis ini bisa disebabkan oleh faktor internal (dari diri sendiri) atau faktor eksternal (dari luar/lingkungan/orang lain). Ketika mengalaminya, sudah pasti sukacita dan damai sejahtera yang dari Tuhan sulit untuk tinggal dalam hati dan pikiran kita. Yang ada hanyalah perasaan kering, kosong, lelah, bahkan tak jarang meningkat menjadi perasaan putus asa. Jika kita tidak mengatasinya secara tepat dalam terang firman Tuhan, perasaan stres dan depresi pelan-pelan akan mengambil alih, dan dengan cepat memengaruhi relasi dan aspek-aspek kehidupan kita yang lain.