<p><SWEB>Mat. 9:36</SWEB> "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala."</p><p>Hidup manusia tidak sedang melaju di jalur bebas hambatan. Inilah fakta yang dihadapi setiap manusia, tak terkecuali orang Kristen. Suka tidak suka, berbagai tantangan, masalah, atau hambatan dalam hidup datang tanpa diundang. Tidak jarang masalah-masalah ini membuat manusia menjadi putus asa karena tidak melihat adanya jalan keluar. Bagaimana kita dapat menolong mereka?</p><p>Menolong orang lain yang sedang menghadapi masalah hidup memang tidak selalu mudah dan nyaman. Namun inilah panggilan yang Tuhan berikan kepada kita, murid-murid-Nya. Ayat di atas menolong kita untuk melihat bagaimana Yesus melihat. Yesus ingin kita juga memiliki belas kasihan kepada orang-orang di sekitar kita. Nah, sajian <b><a href="http://www.sabda.org/c3i/fokus/">Fokus C3I</a></b> kali ini kiranya membuka wawasan Anda tentang berbagai masalah-masalah hidup yang banyak dialami oleh orang-orang di sekitar kita. Dengan memiliki bekal pengetahuan ini, kiranya Anda bisa semakin peka dan tergerak untuk menolong orang lain.</p><p>Selamat belajar menolong orang lain. Tuhan Yesus memberkati.</p>
Nampaknya, rasa kuatir sudah bukan hal yang baru bagi setiap manusia. Ketika manusia dilanda rasa kuatir, kepada siapakah mereka
Kita semua pernah merasakan kehilangan, namun ketika kita kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup kita -- saat kita kehilangan
Suatu kebiasaan ialah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang tanpa mempertanyakan ataupun meragukannya. Untuk menghilangkan kebiasaan
Seperti yang kita ketahui, ada bukti kuat bahwa homoseksualitas adalah kondisi yang sedikit dipengaruhi oleh faktor genetik,
Beberapa tahun yang lalu, Carl Jung mencatat bahwa kita memiliki sekolah-sekolah yang digunakan untuk mempersiapkan anak-anak muda,
Semua orang pasti menggunakan uang dan banyak di antara kita yang kadang-kadang bermasalah dalam mengelola keuangan. Dalam hal ini,
Kebanyakan dari kita mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menghadapi stres. Tentunya reaksi kita bergantung pada kebudayaan, latar