Bagian B: Kepahitan Hati dan Kebencian
Bagian B: Kepahitan Hati dan Kebencian
Kepahitan hati adalah hasil dari kebencian yang mendalam, ditandai oleh sikap sinis dan sakit hati. Kebencian adalah ketidaksenangan, kejengkelan dan sakit hati sebagai reaksi karena merasa dihina atau disakiti, entah sungguh terjadi, atau sangkaan atau tak disengaja. Keduanya sering muncul bersama dan merupakan akibat rasa marah yang tak terselesaikan.
"Alkitab tidak melarang kita merasa tidak senang, namun memberi dua pembatas. Pertama, marah harus bebas dari kepahitan hati, dendam dan benci. Kedua, menguji diri tiap hari agar diri anda tidak dikuasai oleh rasa dengki. Sebuah pepatah Latin berkata: "Orang yang tidur menyimpan rasa marah, tidur dengan iblis." Tentu hidup kita banyak gangguan. Hal-hal itu dapat dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan nafsu jahat kita."Selesai
Berdasarkan pengalaman para pembimbing profesional, sebagian kasus yang dilayani ialah marah, pahit hati dan benci. Perasaan-perasaan terpendam memakan habis diri orang, sampai emosinya lumpuh dan tubuhnya sakit. Daya berfungsinya terganggu, kegunaannya merosot. Mereka sering sukar tidur, dan hubungan-hubungannya di dalam dan di luar keluarga, terkikis. Sebagian orang sedemikian dikuasai oleh keinginan membalas, sampai membunuh orang. Orang yang menyimpan endapan rasa marah tak terselesaikan, bukan orang yang sehat.
Kisah klasik tentang gejala balas dendam ini terdapat dalam kisah Kain dan
 Habil (
Banyak kali orang akan mengungkapkan masalah ini, karena ingin memperoleh simpati dan dorongan untuk melampiaskan yang dirasakannya. Mereka akan menceritakan betapa mereka disalah mengerti, difitnah, diperlakukan salah, tanpa menyadari hakekat dosa di balik kelakuan mereka sendiri. Sementara kisah itu diungkapkannya dan anda menemukan adanya kepahitan dan kebencian, perlakukan itu sebagai dosa.
Firman Tuhan berkata, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu
 marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari
 mulutmu." (
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
- Sementara dia membeberkan masalahnya, bersikaplah netral. Yakinkan dia bahwa Firman Tuhan memiliki jalan keluar bagi segala masalah.
 - Teliti apakah anda bicara dengan seseorang yang sungguh sudah menerima Kristus. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
 - Jika dia tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah hati yang pahit dan membenci, atau jika dia sadar dan dengan tulus menginginkan suatu pemecahan, jelaskan padanya bahwa dia berhadapan dengan masalah dosa. Melupakan ini akan merintangi pemecahan masalah.
 - Pertobatan dan pengakuan akan mengakibatkan keampunan dan pemulihan
    hubungan dengan Allah. Jelaskan "Pemulihan" , tegaskan
    
1Yoh 1:9 . Berdoalah bersama dia, minta dia mengakui kepahitan dan kebenciannya. - Jika hal tadi sudah dilakukan, maka langkah pemberesan harus diambil,
    terutama jika terdapat dakwaan, tuduh-menuduh, kritik dan putus
    hubungan.  Kemenangan akan didapat, bila hubungan vertikal maupun
    horizontal dibereskan. Resikonya ialah: "Hati nurani yang murni di
    hadapan Allah dan manusia." (
Kis 24:16 ).Tidak perlu membuka masalah secara publik, tetapi Yesus berkata, "pergilah berdamai dulu dengan saudaramu." (
Mat 5:24 ). Paulus menasihatkan: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan ban api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Rom 12:18,20-21 ). Jika perdamaian terjadi, Allah akan disukakan dan kedua pihak akan dipulihkan kerohaniannya. Tetapi jika tidak ada akibat positif terjadi karena tindakannya itu, paling tidak dia sudah mentaati Allah dan memiliki hati nurani yang bersih. - Bimbing dia untuk berdoa, meminta Tuhan memenuhi dia dengan kasih pada
    orang lain, entah pemulihan hubungan dengan pihak lain terjadi atau
    tidak.  "Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
    keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan
    orang lain.  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
    kebenaran." (
1Kor 13:5,6 ). - Jika kepahitan dan dendamnya sudah lama berlangsung dan dia berkeras
    mempertahankan kebenaran posisinya, tunjukkan teguran Paulus: "Segala
    kepahitan, kegeraman, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari
    antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu
    ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
    mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
    (
Ef 4:31,32 ). Minta dia merenungkan firman tadi dan mendoakan musuh-musuhnya sesuai petunjuk tadi. - Berdoalah bersamanya.
 
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
"Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
 menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan-Nya kepada
 Dia, yang menghakimi dengan adil." (
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan
 mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu
 juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
 (
"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang
 yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama;
 janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah
 dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu
 pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang
 baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu,
 hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang
 kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
 kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku.
 Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." (
"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab
 tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya
 jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
 jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang
 mencemarkan banyak orang." (